Wednesday, February 23, 2011

SDLC (System Development Life Cycle)

Menurut Wikipedia, SDLC atau System Development Life Cycle (Siklus Hidup Sistem) dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.

Sedangkan secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi ( SDLC) adalah sebagai berikut :

  1. Analisis Sistem: menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
  2. Perancangan Sistem: merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi.
  3. Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat. Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan mengoperasikan perangkat lunak
  4. Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
  5. Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
  6. Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.


Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan model klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru, seperti prototyping, spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik di atas.


ANALISIS SISTEM


Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:

  1. Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
  2. Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung organisasi.
  3. Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
  4. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.


Batasan Analisis Sistem:
Aktifitas yang dilakukan dalam analisis sistem harus dapat menjawab pertanyaan umum, sbb:

  1. Sistem baru apakah yang akan dibangun? atau
  2. Sistem apakah yang akan ditambahkan atau dimodifikasi pada sistem lama yang sudah ada?

Untuk itu secara detail harus dijawab pertanyaan-pertanyaan:

  1. Informasi apakah yang dibutuhkan?
  2. Oleh siapa?
  3. Kapan?
  4. Dimana?
  5. Dalam bentuk apa?
  6. Bagaimana cara memperolehnya?
  7. Dari mana asalnya?
  8. Bagaimana cara mengumpulkannya?

Credit : Source, Source

Read More




Tuesday, February 15, 2011

Sistem Informasi Eksekutif


Sistem informasi eksekutif atau Executive Information System (EIS) adalah : Bagian dari sistem informasi yang dikhususkan penggunaannya bagi eksekutif. Turban Efraim dalam Decision Support Systems and Expert Systems mengatakan bahwa “An EIS is a computer-based system that serves the information needs of top executive. It provide rapid access to timely information and direct access to management reports” (Turban, 1995 : 403).

Sistem Informasi Eksekutif adalah
salah satu tipe sistem informasi manajemen berbasis komputer yang ditujukan untuk memfasilitasi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan tercapainya tujuan suatu organisasi bagi seorang eksekutif. Menggunakan EIS, seorang eksekutif dapat melakukan pengidentifikasian isu-isu strategis dan pengeksplorasian informasi untuk menemukan akar permasalahan dari isu-isu tersebut (Kelly, 1994 : 1).

Berikut adalah karakteristik yang membedakan EIS dengan sistem informasi pada umumnya (Turban, 1995: 409).

1. Drill-down

Drill-down
adalah salah satu fasilitas yang sangat berguna dalam EIS. Dengan fasilitas ini, eksekutif dapat mengakses informasi secara hierarkis, mulai dari yang bersifat umum atau global kemudian dipecah hingga ke level yang lebih detail dan sebaliknya (roll-up). Informasi yang diberikan berupa grafik maupun tabel. Dengan memperoleh detail dari suatu informasi, eksekutif dapat melakukan analisis secara lebih akurat dan tepat sasaran. Untuk mendukung fasilitas ini dapat digunakan arsitektur data warehouse (Inmon, 2002: 254).

2. Critical Success Factors

Tiap eksekutif memiliki kebutuhan informasi yang berbeda. Oleh karena itu EIS harus dibangun secara spesifik agar dapat memenuhi kebutuhan informasi eksekutif. Begitu pula dengan suatu organisasi. Tiap organisasi mempunyai tujuan atau program yang juga berbeda-beda. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat faktor-faktor yang harus dipertimbangkan yang disebut dengan Critical Success Factors (CSF) (Turban, 1995: 411).

3. Status Access

EIS menyediakan akses cepat terhadap timely information. Setiap data atau laporan terbaru dapat diakses secara langsung melalui jaringan. Dengan begitu eksekutif dapat mengetahui status atau kedudukan organisasinya. Proses pengaksesan status ini mungkin terjadi setiap hari maupun setiap jam, bahkan memungkinkan pelaporan secara real-time (Inmon, 2002: 256).

4. Exception Reporting

EIS memiliki fitur untuk melakukan pelaporan terhadap aktifitas-aktifitas organisasi baik secara rutin maupun spontan. EIS harus dapat membantu eksekutif menganalisis perbandingan antara kinerja yang direncanakan dengan kinerja aktual. EIS didesain agar dapat mengatasi situasi dengan ketidakpastian seperti rapid-changing environment atau situasi lingkungan organisasi yang berubah-ubah baik dari struktur keanggotaan maupun fokus organisasi (Inmon, 2002: 256).

5. Navigation of Information

Fasilitas ini memungkinkan eksekutif untuk dapat mengeksplor sejumlah besar data secara mudah dan cepat. EIS digunakan secara langsung oleh seorang eksekutif tanpa bantuan perantara (asisten), oleh karena itu tampilan EIS harus bersifat user-friendly (Turban, 1995: 410) serta didukung oleh penyajian data dengan jangkauan internal dan eksternal yang bersifat luas.

EIS meningkatkan kualitas manajemen dalam suatu organisasi melalui jenis teknologi dan teknik yang baru untuk menyaring, mentransformasi, memproses, dan melaporkan data dengan tujuan menyediakan informasi strategis. Untuk mendukung fitur-fitur pada EIS digunakan konsep data warehouse sebagai dasarnya.


Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan :

· Mudah bagi eksekutif taraf bagian atas untuk pergunakan, pengalaman komputer luas bukan diperlukan di operasi
· Sediakan pengiriman tepat waktu dari keterangan rangkuman perusahaan
· Keterangan yang disediakan makin baik mengerti
· Saring data untuk manajemen
· Tingkatkan untuk menjejaki keterangan
· Tawarkan efisiensi untuk pembuat keputusan


Kerugian :

· Fungsi adalah terbatas, tidak dapat melaksanakan hitungan kompleks
· Susah untuk mengukur bermanfaat bagi dan untuk membenarkan implementasi dari satu EIS
· Eksekutif mungkin menghadapi beban terlalu berat keterangan
· Sistem mungkin menjadi alon-alon, besar, dan susah untuk mengatur
· Sulit ke data arus biaya hidup
· Bolehkan memimpin ke kurang data yang dapat dipercaya dan tidak kuat
· Perusahaan kecil mungkin menghadapi biaya berlebihan untuk implementasi


Credit : Source, Source

Read More




Thursday, February 10, 2011

Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer


A. Fokus Awal pada Data

Selama paruh pertama abad ke-20, perusahaan pada umumnya mengabaikan kebutuhan informasi para manajer. Pada fase ini penggunaan komputer hanya terbatas pada aplikasi akuntansi.
Nama aplikasi akuntansi berbasis komputer pada awalnya adalah pengolahan data elektronik (EDP) kemudian berubah menjadi Data prosesing (DP) dan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .


B. Fokus Baru pada Informasi


Tahun 1964 diperkenalkan satu generasi baru alat penghitung yang mempengaruhi cara penggunaan komputer. Konsep penggunaan komputer sebagai SIM dipromosikan oleh pembuat komputer untuk mendukung peralatan baru tersebut. Konsep SIM menyadari bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi manajemen. Konsep ini segera diterima oleh perusahaan besar.


C. Fokus Revisi pada Pendukung Keputusan.


Sistem pendukung keputusan (Decision support system) adalah : Sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang harus dibuat manajer. Manajer tersebut berada di bagian manapun dalam organisasi pada tingkat manapun dan dalam area bisnis apapun.


DSS dimaksudkan untuk mendukung kerja satu manajer secara khusus.


Spesifikasi DSS :

  1. Berfokus pada proses keputusan daripada proses transaksi
  2. Dirancang dengan mudah, sederhana, dapat diterapkan dengan cepat dan mudah diubah.
  3. Dirancang dan dioperasikan oleh manajer
  4. Mampu memberikan informasi yang berguna bagi analisis kegiatan manajerial.
  5. Berkaitan dengan hanya bagian kecil dari masalah besar
  6. Memiliki logika yang serupa dengan cara manajer menganilis situasi yang sama.
  7. Memiliki basis data berisi informasi yang disarikan dari file dan informasi lain organisasi yang berasal dari lingkungan eksternal.
  8. Memungkinkan manajer untuk menguji hasil yang mungkin dari serangkaian alternatif.


D. Fokus pada Komunikasi


Pada waktu DSS berkembang, perhatian juga difokuskan pada otomatisasi kantor (office automation/OA). OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan alat elektronik.


OA telah berkembang meliputi beragam aplikasi seperti konferensi jarak jauh, voice mail, e-mail, electronik calendaring, facsimile transmission.


E. Fokus Potensial pada Konsultasi


Komputer dapat diprogram untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia, suatu aplikasi yang dinamakan kecerdasan buatan (artificial intelligence).


Credit : - Source

Read More




Monday, February 7, 2011

Peran Sistem Informasi

Tipe Informasi :

1. Scorekeeping Information (Informasi Pengumpulan Data) :

Informasi yang merupakan kumpulan data untuk menjawab pertanyaan, Informasi ini berguna bagi manajer tingkat bawah (Low Level Manager) untuk mengevaluai kinerja personilnya.

2. Attention Directing Information (Informasi Pengarahan Perhatian) :

(What Problem Should I Look Into ?)
Informasi untuk membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang, ke tidak-efisienan dan kesempatan-kesempatan yang dapat dilakukan. Informasi tersebut berguna bagi Middle Level Manager untuk melihat penyimpangan yang terjadi.

3. Problem Solving Information (Informasi Pemecahan Masalah) :


Informasi untuk membantu High Level Manager untuk mengambil keputusan memecahkan masalah yang dihadapinya.


Karakteristik Informasi :


Semakin rendah tingkatan manajemen maka informasi yang diterima semakin
padat, begitu juga sebaliknya semakin tinggi tingkat manajemen semakin ringkas informasi diterima.

Semakin rendah tingkatan manajemen maka informasi yang diterima semakin terfokus, begitu juga sebaliknya semakin tinggi tingkat manajemen semakin maka semakin luas informasi diterima.


Untuk manajemen tingkat bawah, frekuensi informasi semakin banyak diterima, sebaliknya untuk Top Manager maka semakin sedikit frekuensi menerima informasi


Untuk low manager, informasi yang diterima memiliki skedul yang jelas dan periodik, sedangkan untuk top manager skedul penerimaan informasi tidak terskedul

Untuk Low Manager informasi lebih banyak tentang historis karena banyak memeriksa tugas-tugas rutin. Sementara untuk Top Manager lebih banyak informasi untuk memprediksi waktu / masa akan datang.

Low Manager membutuhkan informasi yang periodenya jelas dalam bentuk laporan periodik sehingga bisa online maupun off-line. Sementara Top manager informasi yang dibutuhkan tidak jelas, sehingga sangat perlu akses informasi yang bersifat online.

Low Manager membutuhkan informasi yang bersumber dari dalam organisasi, sementara Top Manager lebih banyak membutuhkan informasi dari luar untuk mengembil keputusan strategik.

Berikut merupakan contoh / peranan sistem informasi yang telah di implementasikan serta berjalan dengan baik, sehingga memberikan profit dan benefit bagi perusahaan.


Contoh Peranan Sistem Informasi :


Sistem informasi dalam Ekonomi Global pada Boehringer Ingelheim Jerman.


Boehringer Ingelhiem adalah satu dari 20 perusahaan farmasi terbesar di dunia. Dengan pendapatan US$7.6 juta dan 32.000 pegawai di 60 negara, perusahaan ini memiliki beberapa segmen seperti manufaktur dan pemasaran obat, produk industri dan produk kesehatan hewan.


Dengan ukuran yang begitu besar manajemen merasakan kesulitan untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang mengalir. Makin besar perusahaan, makin lambat aliran informasi. Manajer tingkat atas mengambil keputusan untuk menerapkan sistem informasi dari SAP (perusahaan software besar). Diperlukan 14 bulan untuk menerapkan Pengantar Teknologi Informasi sistem baru dan melatih para staff menggunakan sistem tersebut.


Pada akhirnya investasi sistem informasi ini berbuah baik. Software tersebut menyediakan sistem standar yang digunakan oleh semua segmen bisnis Boehringer dan informasi disajikan melalui web yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun.


Dengan sistem, Boehringer mampu menyediakan laporan bulanan dalam waktu 2 jam tiap bulannya. Sistem tersebut juga memudahkan bagian keuangan untuk melihat produktifitas dan update laporan setiap kali dibutuhkan. Pemanfaatan sistem informasi tidak sampai disitu saja. Boehringer menyediakan sistem informasi bergerak untuk 1/3 pekerjanya yang bekerja di luar kantor.


Dengan sistem informasi tersebut, informasi penjualan terkini dapat diakses dan diperbarui dimanapun.


Credit for : Source 1, Source 2.

Read More




Return to top of page
Powered By Blogger | Design by Genesis Awesome | Blogger Template by Lord HTML